Begini wujud napak tilas malam Mbah Abdul Wahid, seorang kakek buyut dari Gus Dur yang ada di Kota Salatiga sebelum dibangun.
Napak Tilas Makam Kakek Buyut Gus Dur di Pemakaman Cungkup, Tingkir Lor, Salatiga. (Foto/Asifba Project Tahun 2018) |
AsifbaProject.com (SALATIGA) - Kota Salatiga menyimpan makam Abdul Wahid yang merupakan Kakek Buyut Gus Dur. Tepatnya di pemakaman Cungkup, Tingkir Lor, Salatiga. Tempat tersebut menghadirkan suasana alami dan dibiarkan tetap terjaga.
Makam Kakek Buyut Gus Dur baru diketahui ketika Ibu Gus Dur, Nyai Sholihah, mendatangi Kepala Desa saat itu, Dalhar. Dia datang untuk berziarah dan mengajak Dalhar agar mendampinginya.
"Makam Kakek Buyut Gus Dur baru saya ketahui ketika Ibu Gus Dur dan kerabatnya kesini. Kemudian Gus Dur juga pernah datang kesini saat dia lengser pada 2003”, ujar Dalhar.
Peziarah rutin, Thoha, mengungkapkan jika saat Gus Dur masih hidup pernah berziarah kesini. Namun kedatangannya disamarkan dan parkir mobilnya jauh dari pemakaman. Kemudian Gus Dur diantar menggunakan sepeda motor menuju pemakaman.
"Saat zamannya Gus Dur, akan dilakukan pembebasan lahan untuk pembangunan wisata religi. Namun karena kepala desa saat itu berpendapat lain, akhirnya tempat ini dibiarkan saja,'' tambahnya.
Dalhar menjelaskan, sebenarnya pemakaman itu akan dijadikan sebagai lokasi wisata religi dengan dinas pariwisata. Namun Dalhar bermimpi bahwa pemakaman tersebut lebih baik dibiarkan begitu saja. Dia khawatir jika disalahgunakan untuk mencari nomor togel, ramalan dan pesugihan.
"Dahulu pernah ada dua pemuda yang meminta diantarkan ke makam tersebut. Namun pemuda itu meminta petunjuk aneh yang tidak masuk akal. Mereka datang hingga tiga kali dan menganggap saya dukun. Lalu, saya menolak dan menjawabnya minta saja kepada Allah SWT," tandasnya.
Dia menambahkan, beberapa waktu yang lalu ada calon pejabat yang berdoa dan meminta di makam itu agar dimenangkan. Namun, Dalhar menolaknya.
"Beberapa tahun yang lalu, tempat tersebut sebenarnya ingin dibangun oleh kyai Nasir. Bahkan seluruh material sudah turun disini seperti semen dan bebatuan. Saya tidak melarangnya. Namun saya menyampaikan pesan dari mimpi saya. Akhirnya pemakaman itu tidak jadi dibangun dan materialnya saya manfaatkan untuk membangun jalan di desa”, tambahnya.
Makam Kakek Buyut Gus Dur itu terbuka dan bercampur dengan pemakaman umum. Namun, makam itu ditempeli skema silsilah keturunannya oleh takmir masjid Al-Fudhola. Tujuannya agar orang tahu lokasi makam Abdul Wahid yang tepat.
Silsilah Keturunan Keluarga Besar Gus Dur dan Hadrotus Syech KH. Hasyim Asy'ari |
Kompleks pemakaman Cungkup terletak di tengah hutan diantara pemukiman warga. Area pemakaman itu tidak terdapat gapura maupun tulisan. Bahkan, Makam Kakek Buyut Gus Dur tidak ada juru kunci maupun yang mengurusnya.
"Tidak ada yang berani menjadi juru kunci makam Kakek Buyut Gus Dur. Bahkan tidak ada yang mengurus maupun membersihkannya. Makam tersebut hanya dibersihkan oleh para peziarah," pungkas Dalhan.
Dalhan menjelaskan, sampai saat ini jarang ditemui peziarah dari organisasi maupun kelompok. Semuanya adalah keinginan pribadi dari peziarah.
Pesan Dalhan untuk peziarah adalah jangan melangkahi makam dan melewati dari arah kepala mayit. Terlebih saat mendoakan mayit, karena dinilai tidak sopan. Kepala mayit tersebut terletak di utara makam.
Baca Juga: GRATIS! BLK Al Muchsin Pegandon Kendal Buka Pelatihan Desain Grafis, Ini Syarat dan Cara Daftarnya!
Akses masuk area pemakaman dapat ditempuh menggunakan sepeda motor maupun berjalan kaki. Dikarenakan tidak ada gapura dan tulisan, peziarah yang belum tahu lokasi tersebut dapat menanyakan kepada warga setempat.
(TIM MAGANG SUARA MERDEKA-)
Setelah berita ini tayang di koran Suara Merdeka, kini makan kakek buyut Gus Dur telah diperbaiki dan dibangun sebuah tempat yang bisa digunakan untuk berdoa oleh peziarah.***
Komentar0