Sebuah bendungan yang pernah populer di masanya adalah Kedung Pengilon di Kendal. Sayangnya kini mangkrak dan jadi tak terawat.
Potret panorama Kedung Pengilon Kendal yang digadang-gadang sebagai Niagara Mini di Indonesia (Dok. Asifba Project) |
Asifbaproject.com - Kedung Pengilon Kendal, adalah sebuah lokasi hidden gem yang bisa ditemui di sepanjang aliran sungai Blorong Kendal.
Pernah menjadi wisata lokal yang populer di berbagai kalangan masyarakat, kini mangkrak dan terbengkalai bahkan tak terawat.
Selain itu, lokasi ini menjadi kembali sunyi, sepi dan menimbulkan kesan angker kembali yang sudah dikenal oleh masyarakat sekitar.
Baca Juga: Sholat Sunnah Tasbih: Niat, Bacaan dan Tata Cara Melaksanakannya
Perjalanan Asifba dan Tim Menyusuri Kedung Pengilon Kendal
Asifba, bersama dua orang lainnya menjadi sebuah tim liputan dan iseng-iseng meliput keadaan Kedung Pengilon Kendal yang suasananya jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kami menyusuri jalan setapak dari Desa Jatisari Kecamatan Ngampel ke arah Kedung Pengilon yang di samping kanan terdapat sungai serta disampingnya adalah sebuah jurang.
Memasuki lokasi bekas tiket masuk, terlihat suatu bekas lahan parkir wisatawan yang dahulunya bersih, kini dipenuhi oleh ranting pohon kering menumpuk seperti sampah.
Kemudian, warung yang diketahui usaha milik warga setempat itu juga kondisinya telah ditinggal oleh pemiliknya. Kondisinya sudah lapuk dan tak layak pakai.
Kami mendekat ke area jembatan tua yang dibangun saat pemerintah Hindia Belanda. Tadinya ada sebuah taman yang dulunya indah dengan warna warni, kini redup, kusam dan tak terawat.
Baca Juga: 3 Trik Mudah Download Foto dan Video dari Instagram Lewat Laptop atau PC
Sebuah jembatan yang menjadi icon Kedung Pengilon Kendal itu kini juga berubah warna menjadi biru polos. Padahal, semenjak viral jembatan tersebut dicat warna warni bak pelangi yang indah.
Berdasarkan pantauan Asifba dan tim, air terjun mini yang berasal dari sebuah bendungan dan dihias oleh bebatuan alam itu kini banyak dikunjungi oleh para pemancing ikan.
Sepertinya ini adalah bekas warung makan yang pernah berjaya saat Kedung Pengilon viral dan ramai dikunjungi wisatawan (Dok. Asifba Project) |
Menyeberangi jembatan dan beralih ke sisi sebelah, terdapat sebuah taman yang kini kondisinya tak terawat. Sebuah warung milik warga pun juga hanya tersisa spanduknya saja tanpa adanya bekas bangunan.
Fasilitas umum seperti tempat duduk yang terbuat dari kayu dan bambu itu kini sudah lapuk termakan usia lantaran tak ada lagi yang merawatnya.
Potret Kamar Mandi atau WC umum yang pernah berfungsi di Kedung Pengilon Kendal, kini tak terawat dan terbengkalai (Dok. Asifba Project) |
Melirik di sisi kiri jalan, ada sebuah kamar mandi atau WC umum yang dahulunya berfungsi, kini terlantar, kotor dan tak memiliki sanitasi sama sekali.
Baca Juga: Mengapa Miras Diharamkan? Begini Penjelasan Khamr Menurut Agama Islam
Di situ terdapat sebuah pamflet bersejarah yang ditempelkan oleh komunitas sepeda mini. Menandakan mereka pernah bersinggah di Kedung Pengilon Kendal.
Banner atau spanduk Komunitas Sepeda yang menjadi bukti sejarah bahwa mereka pernah berkumpul di Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Penampakan bekas taman yang dihias dari berbagai barang bekas seperti sepeda dan ban (Dok Asifba Project) |
Beralih di sebuah bukit yang nampak semakin lebat. Bahkan jalanan setapak yang dahulunya jadi jalur pendakian, kini sudah tak nampak sama sekali. Mulanya ada sebuah tempat selfi di atas sana. Namun saat ini tempat itu tak terlihat.
Tak hanya itu, sebuah Taman Bunga Asri, kini hanya tersisa sebuah gerbangnya saja, dimana di dalamnya sudah dipenuhi oleh rerumputan dan ilalang.
Sejumlah fasilitas umum seperti jembatan, hiasan untuk foto bersama sampai plang nama dan petunjuk arah kini kusam, lapuk, rapuh termakan usia.
Dahulunya estetik banget, kini terbengkalai dan tak terawat malah kelihatan kayak jalur angker (Dok. Asifba Project) |
Kita berjalan di sebuah tebing tinggi, dimana di sisi kiri adalah jalur aliran air Kedung Pengilon, yakni Sungai Blorong dan sebelah kanan adalah kali kecil buatan yang berfungsi memecah aliran air sebagai pengendali banjir bila musin hujan tiba.
Baca Juga: 10 Kebiasaan ini Ternyata Bikin Gawai Cepat Panas dan Rusak, Apa Saja?
Lebar jalan yang kami lalui sekitar 1 Meter dengan panjang ratusan meter menjadikan adrenalin dan keberanian kami benar benar diuji serta dilatih supaya bisa sampai ke lokasi di seberang sana.
Dokumentasi tim Asifba Project saat pulang ke parkiran harus melintasi jalur maut kanan kirinya jurang (Dok. Asifba Project) |
Jalur mautpun habis telah kami lalui, sampailah kami di gubug kecil. Ada dua orang lelaki yang rupanya mereka adalah pengurus dari Pokdarwis Kedung Pengilon.
Melihat area perkemahan, kami disuguhkan pemandangan ilalang dan rerumputan yang menjulang tinggi hingga menutupi area lapangan bumi perkemahan di Kedung Pengilon Kendal.
Saat kami berkunjung di wilayah tersebut, Kedung Pengilon Kendal saat ini juga sangat sepi dan tak ada wisatawan yang berkunjung. Justru ada sejumlah warga sekitar yang menjalankan aktifitas bertani dan lain sebagainya.
Baca Juga: 7 Tanda Orang Munafik Menurut Al Quran, Salah Satunya Malas Ibadah dan Bersikap Fujur
Percakapan Tim Asifba Bersama Ketua Pengelola Kedung Pengilon Kendal
Akrab dipanggil Pak Joko, dia saat ini menjadi seorang ketua pengelola Kedung Pengilon area Desa Tegalsari Brangsong.
Ditemui langsung oleh Asifba dan tim, Pak Joko membeberkan latar belakang dan alasan mengapa Kedung Pengilon saat ini menjadi tak terawat.
Dulu ini adalah gerbang masuk wisatawan ke Kedung Pengilon dari Desa Tambaksari Brangsong. Kini kondisinya memprihatinkan. (Dok. Asifba Project) |
Pak Joko menuturkan bahwa pada mulanya, Kedung Pengilon dibuka sebagai tempat wisata di bulan Maret tahun 2018.
"Kedung pengilon mulai pembukaan awal itu tahun 2018 bulan tiga (maret) dan sudah resmi sampai sekarang," tuturnya.
Dia menjelaskan, setelah itu selama dua tahun berjalan baik dan dikembangkan hingga banyak pengunjung.
Baca Juga: 11 Aplikasi Editing Foto Android Terbaik: Bisa Bikin Poster, Spanduk Hingga Manipulasi Foto
Namun, imbuhnya dikarenakan adanya pandemi membuat Kedung Pengilon ditutup sementara.
"Semenjak ada Corona itu tutup. Kemudian sekarang malah ada PPKM ya malah semakin ditutup," ucapnya.
Dia juga menerangkan bahwa tak hanya wisata Kedung Pengilon saja yang tutup. Namun sejumlah pariwisata di Kabupaten Kendal juga banyak yang ditutup.
"Mulai pantai Jungesemi, Pulau Tiban, Pantai Ngebum. Semuanya tutup," jelasnya.
Ketika ditanya soal pernah buka di masa pandemi, Pak Joko mengatakan bahwa dirinya pernah membukanya namun hanya sebentar.
Baca Juga: Tanpa Instal Ulang! Ini 2 Tpis Mudah Mengatasi Automatic Repair di Windows 10
"Pernah dibuka. Namun hanya sebentar karena saat itu ada komunitas sepeda bersama-sama," kayanya.
Namun, karena Covid-19 justru meningkat, membuat pariwisata Kedung Pengilon ditutup kembali.
Meski ditutup, Pak Joko mengaku bahwa pengelolaan Kedung Pengilon masih aktif.
Struktur organisasi kepengurusan Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Hanya saja ada kendala di pandemi Covid-19 dan dari pemerintah yang memang disuruh menutupnya. Sehingga sampai sekarang belum dibuka kembali.
"Dari Dinas Disporapar disuruh menutup, ya kita manut untuk menutupnya. Kalau sudah diizinkan dibuka ya kami siap membukanya kembali," tandasnya.
Baca Juga: 11 Cara Supaya Sholat Khusyuk dan Menjadi Nikmat Ibadah kepada Allah SWT
Selaku Ketua Pok Darwis bagian Brangsong, dia menjelaskan bahwa area wisata Kedung Pengilon terbagi menjadi dua daerah.
"Pembagianya, jembatan bendungan itu ada di tengah-tengah. Sebagian ikut Desa Jatisari, sebagian ikut Desa Tunggulsari," jelasnya.
Terkait dana wisata, Pokdarwis Kedung Pengilon itu mengatakan pernah mengajukan proposal dan dana akan turun.
Sudut lain di Kedung Pengilon pada bagian desa Tambaksari Brangsong yang indah dengan sungai dan taman bunga. (Dok. Asifba Project) |
Pak Joko mengatakan bahwa sebenarnya akan cair. Namun karena Covid-19 dana tersebut tak jadi cair.
"Sebenarnya proposalnya diajukan untuk pembangunan aula. Namun karena tidak jadi cair ya belum dibangun," kata dia.
Baca Juga: 7 Doa Penting Bagi Wanita Muslim yang Wajib Diketahui, Ada Doa Penghilang Jerawat!
Pak Joko mengaku bahwa dirinya selalu aktif di Kedung Pengilon. Hanya saja karena masih dalam pandemi dia belum bisa berani hal baru.
Ketua Pokdarwis itu juga menjelaskan soal aturan pendanaan lokasi wisata. Menurutnya, Surat Keterangan tak bisa turun jika lokasi wisata terletak di dua Kecamatan.
"Kalau satu desa satu kecamatan bisa. Atau dua desa dalam satu kecamatan bisa. Tapi dua desa dan dua kecamatan nggak bisa," tuturnya.
Terkait perubahan warna cat pada jembatan dari yang warna warni dan menjadi biru lagi, Pak Joko menjelaskan bahwa hal itu merupakan perintah dari Dinas Pengairan Umum.
"Itu kan tempatnya Dinas Pengairan Umum. Jadi, cat dan warnanya mengikuti dari dinas," tuturnya.
Baca Juga: 5 Tips Memperkuat Jaringan Internet di HP Smartphone agar Sinyal Lebih Stabil
Dia juga menerangkan bahwa dirinya bisa juga merubahnya menjadi warna warni yang indah seperti wisata semula.
"Kalau sudah diizinkan buka ya bisa diwarnai jadi warna warni lagi," katanya.
Karena masih dalam pandemi Covid-19 dan dapat perintah untuk ditutup sementara, Pak Joko mengaku belum bisa membuka wisata Keddung Pengilon.
Pemandangan Kedung Pengilon Kendal dari Desa Tambaksari Brangsong (Dok. Asifba Project) |
"Saat ini, kalau perkemahan itu bisa, saya tunggu sampai malam hari. Tinggal bayar kas saja," ucapnya.
Dia menuturkan, hal itu bisa dilakukan karena ketika kemah tak ada dangdutan dan ramai-ramai.
Baca Juga: Upaya Menghadapi Galau dan Kesedihan Sesuai Ajaran Islam, Bikin Adem dan Tentram!
Terkait fasilitas di Kedung Pengilon banyak yang rusak. Ketua Pokdarwis itu menilai percuma jika diperbaiki sekarang.
"Mau diperbaharuhi kok percuma. Kan gak ada pengunjung. Selain itu juga nggak bisa mengajukan dana," sambungnya,
Padahal, lanjut dia, jika dana sudah masuk akan bisa dipakai untuk perawatan area wisata Kedung Pengilon.
"Ya sekarang saya cuma bisa diam dan merapikan rerumputan yang sekiranya sudah sangat tinggi," tutur Ketua Pokdarwis.
Disinggung soal sejarah Kedung Pengilon, Pak Joko menjelaskan bahwa pengelolaan wisata itu bermula dari gerakan generasi Karang Taruna Desa Tunggulsari, Brangsong.
Baca Juga: Link Download Brosur dan Katalog Perumahan Subsidi the Pires Kendal
Dimana karang taruna tersebut menginginkan Kedung Pengilon dijadikan sebuah destinasi pariwisata.
Kemudian mereka menggandeng karang taruna Desa Jatisari Kecamatan Ngampel dan bekerja sama untuk mengembangkan Kedung Pengilon.
Sisi lain Kedung Pengilon Kendal yang menyuguhkan keindahan pemandangan bendung mini (Dok. Asifba Project) |
Lalu dibangunlah sejumlah tempat selfie, taman dan merias berbagai sudut Kedung Pengilon usai mendapatkan ijin dari PU.
Sejarah penamaan Kedung Pengilon juga terkat dengan kondisi bendungan pada zaman dahulu.
"Kedung kan bendungan, pengilon itu ya airnya bersih dan bisa buat ngilo (berkaca)," jelasnya.
Katanya, Kedung Pengilon terdaftar sebagai wisata realigi lantaran terdapat makam atau petilasan sebagai tempat peristirahatan.
"Tadi kan ada undak-undakan arah ke bukit kalau masuk dari Ngampel, itu kalau keatas ya ke arah petilasan milik Pangeran Pitono," ujar dia.
Dia menuturkan bahwa pemakaman atau petilasan itu dikelola oleh Pokdarwis Ngampel.
Jalan setapak menuju area bumi perkemahan di Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Pak Joko mengaku, jika pandemi Covid-19 sudah hilang, kemudian dibangun kembali pasti bisa.
"Sekarang kalau mau ngundang orang itu gampang. Tinggal bangun hal baru, diunggah di internet. Gak lama pasti pada datang," katanya.
Baca Juga: Cara Cepat Finishing Spanduk MMT Tanpa Mesin Simming: Orderan Ribuan pcs Bisa Selesai Sehari!
Berdasar penjelasan Pak Joko, lokasi Kedung Pengilon merupakan milik Pengairan Umum yang diizinkan untuk dikelola menjadi tempat wisata oleh Pokdarwis.
Demikian artikel mengenai Kedung Pengilon Kendal, sebuah wisata yang pernah populer namun kini mangkrak dan butuh sentuhan.***
DOKUMENTASI KEDUNG PENGILON KENDAL
Sungai kecil dengan bendungan mini di area Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Potret Sungai Blorong yang dilalui oleh jembatan tua Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Potret Sungai Blorong setelah melalui Kedung Pengilon Kendal (Dok. Asifba Project) |
Potret Kedung Pengilon Kendal dengan keindahan batu alam di area Sungai Blorong (Dok. Asifba Project). |
Bukti penulis, Asifba Project yang sedang meliput langsung di lokasi kejadian (Tim Asifba Project) |
Sisi jembatan biru Kedung Pengilon Kendal dengan keindahan batu alam di area Sungai Blorong (Dok. Asifba Project). |
Komentar0